Kamis, 30 Oktober 2014

Unsur-unsur Pancasila sebagai sistem Filsafat

Unsur-unsur Pancasila sebagai sistem filsafat




Nama : Andy Utari Annisa
NPM : 20313975
Kelas : 2TB04

Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Teknik Arsitektur
Universitas Gunadarma
2014

Unsur-unsur Pancasila sebagai sistem Filsafat

A.    Pengertian Filsafat
Secara etimologi, filsafat adalah kata atau istilah yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu Philosophia. Kata itu terdiri dari dua kata yaitu Philos, Philo, Philein yang mempunyai arti cinta/ pecinta/ mencintai dan Sophia yang berarti kebijakan, kearifan, hikmah, hakikat kebenaran. Jadi secara harfiah, Filsafat adalah cinta pada kebijaksanaan atau kebenaran yang hakiki.
Berfilsafat berarti berpikir sedalam-dalamnya (merenung) terhadap sesuatu secara metodik, sistematik, menyeluruh dan universal untuk mencari hakikat sesuatu. Dengan kata lain, filsafat adalah ilmu yang paling umum yang mengandung usaha mencari kebijaksanaan dan cinta akan kebajikan.
Kata filsafat untuk pertama kali digunakan oleh Phytagoras (496 – 582 SM). Dia adalah seorang ahli pelopor matematika yang menganggap bahwa intisari dan hakikat dari semesta ini adalah bilangan. Ada tiga hal yang mendorong manusia untuk berfilsafat yaitu :
1.      Keheranan, Rasa heran itu akan mendorong untuk menyelidiki.
2.      Kesangsian, Sikap ini sangat berguna untuk menemukan titik pangkal yang kemudian tidak disansikan lagi.
3.      Kesadaran akan keterbatasan, manusia mulai berfilsafat jika ia menyadari bahwa dirinya sangat kecil dan lemah terutama apabila dibandingkan dengan alam sekelilingnya.
Pada umumnya tedapat dua pengertian filsafat yaitu filsafat dalam arti proses dan filsafat dalam arti produk. Selain itu, ada pengertian lain, yaitu filsafat sebagai ilmu dan filsafat sebagai pandangan hidup. Disamping itu, dikenal pula filsafat dalam arti teoritis dan filsafat dalam arti praktis.

Keseluruhan arti filsafat meliputi berbagai masalah yang dapat dikelompokkan menjadi dua macam yakni sebagai berikut :
1.      Filsafat sebagai produk
Filsafat sebagai jenis pengetahuan, ilmu, konsep, pemikiran-pemikiran dari para filsuf dari zaman dahulu yang lazimnya suatu aliran atau suatu sistem filsafat tertentu misalnya: nasionalisme, rasionalisme, hedonism dan lain sebagainya.
Filsafat sebagai suatu jenis masalah yang dihadapi oleh manusia sebagai hasil dari aktivitas berfilsafat. Jadi, manusia menari suatu kebenaran yang bersumber pada akan manusia.
Filsafat merupakan suatu kumpulan paham yang hanya diyakini, ditekuni dan dipahami sebagai suatu sistem nilai namu lebih merupakan suatu aktivitas berfilsafat, suatu proses yang dinamis dengan menggunakan metode tersendiri. Cabang-cabang filsafat yang pokok adalah sebagai berikut: Metafisika yang membahas hal-hal yang dibalik fisis, Epistermologi yang membahas berkaitan dengan persoalan hakikat pengetahuan, Metodologi yang berkaitan dengan persoalan hakikat metode dalam ilmu pengetahuan, logika yang berkaitan dengan filsafat berpikir yakni rumus, dalil-dalil berpikir yang benar, etika yang berkaitan dengan tingkah laku, estetika yang berkaitan dengan hakikat keindahan.
Pancasila dapat digolongkan sebagai filsafat dalam arti produk, filsafat sebagai pandangan hidup, dan filsafat dalam arti praktis. Hal itu berarti, Pancasila mempunyai fungsi dan peranan sebagai pedoman dan pegangan dalam sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam kehidupan sehari-hari dan dalam kehidupan bermasyarakat.
B.     Rumusan kesatuan sila-sila Pancasila sebagai suatu sistem
Sistem adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling bekerja sama untuk suatu tujuan tertentu dan secara keseluruan merupakan suatu kesatuan yang utuh.
Ciri-ciri sistem sebagai berikut :
1.      Suatu kesatuan bagian-bagian
2.      Bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi masing-masing
3.      Saling berhubungan dan saling ketergantungan
4.      Keseluruhan yang dimaksudkan bertujuan untuk mencapai tujuan dari sistem itu sendiri
Pancasila memiliki bagian-bagian yang disebut sila yang berfungsi seccara privat namun secara keseluruhan merupakan suatu sistem yang sistematis.
C.     Susunan kesatuan sila-sila Pancasila yang bersifat organis
Pancasila merupakan suatu kesatuan majemuk yang tunggal sehingga konsekuensinya pada setiap sila tidak dapat berdiri sendiri dan antara sila yang satu dan sila yang lain terutama pada bagian isinya saling berkaitan. Sifat organis pada pancasila sendiri bersumber pada hakikat manusia yang monopluralis yang merupakan kesatuan organis dari susunan kodrat jasmani, sifat kodrat rohani, dan kedudukan kodrat sebagai mahluk berdiri sendiri dan mahluk TuhanYME. Hal ini terjadi karena manusia sebagai pendukung utama inti dari Pancasila.
D.    Susunan Pancasila yang bersifat Hierarkhi dan berbentuk Piramidal
Makna pyramidal dalam susunan Pancasila adalah menggambarkan susunan sila-sila pancasila dalam urutan luas (kuantitas) dan juga dalam hal isinya (kualitas). Sedangkan, makna hierarkhi adalah susunan pancasila sudah dikemas sedemikian rupa sehingga urutannya tidak akan berubah. Dalam hal bernegara harus terdapat kesesuaian antar hakikat dan nilai-nilai pancasila, yakni bahwa hakikat manusia sebagai tuhan YME yang membentuk persatuan manusia yang disebut rakyat untuk mendirikan sebuah persatuan yang dinamakan Negara dan tujuan bersama yakni untuk mendirikan sebuah persatuan yang dinamakan Negara dengan tujuan bersama yakni suatu keadilan dalam suatu persekutuan hidup bermasyarakat Negara. Rumusan hierarki Pancasila yang berbentuk pyramidal bermakna bahwa sila yang satu menjiwai sila yang lain.
E.     Kesatuan sila-sila pancasila sebagai suatu sistem filsafat
1.      Dasar Antropologis atau Ontologis
Dasar ontologism pancasila pada hakikatnya bersumber dari manusia yang berhakikat mutlak monopluralis. Sehingga tepat bila dikatakan bahwa dasar ontologis sila-sila pancasila adalah manusia. Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut bahwa manusia merupakan mahluk tuhan YME yang membentuk suatu kelompok individu yang berbentuk rakyat selanjutnya rakyat membentuk suatu Negara dengan jalan bersatu dengan memiliki tujuan-tujuan yang ingin dicapai yakni tujuan-tujuan sosial yang berlandaskan nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan beradab.
2.      Dasar Epistemologis
Tiga hal yang menjadi focus dalam dasar epistemologis. Pancasila adalah sumber pengetahuan. Sumber pengetahuan ini berasal dari bangsa Indonesia sendiri yang memiliki nilai-nilai adat, kebudayaan, dan religious. Kedua mengenai susunan Pancasila sebagai sistem pengetahuan yakni isi pancasila yang bersifat umum universal atau dapat diterjemahkan menjadi esensi pancasila yang dapat dijadikan tolak ukur dalam bernegara dan sumber tertib hukum lalu isi pancasila yang umum kolektif yang berarti menjadi sumber tertib hukum bagi bangsa Indonesia dan pancasila juga khusus dan kongkrit yang berarti bahwa pancasila dalam merealisasikan setiap isinya dalam setiap aspek kehidupan khusus atau konkret serta dinamis. Dan yang ketiga pandangan pancasila tentang pengetahuan manusia. Pancasila mengakui kebenaran yang diperoleh manusia berdasarkan rasa, akal, dan kehendak dan juga bersumber dari isi rohani seseorang selain pancasila juga mengakui kebenaran rasio yang bersumber pada akan manusia dan juga kebenaran berdasarkan intuisi dan alat indra dan segala bentuk penggunaan fisik dan mental sera jasmani dan roani yang ada pada diri manusia
3.      Dasar Aksiologis
Nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila mengandung nilai-nilai kehoranian dan juga mengandung nilai-nilai lain secara lengkap dan harmonis sepertii nilai-nilai material, vital, kebenaran, kebaikan, keindahan, moral dan kesucian dimana sila pertama sebagai basisnya hingga sila kelima sebagai tujuannya.
F.      Perbedaan filsafat Pancasila dengan filsafat lain di dunia
1.      Filsafat Komunisme
Dalam filsafat komunisme tidak mementingkan adanya hal-hal ketuhanan. Semua hal diatur oleh satu kelompok yang paling berkuasa misalnya Partai komunis. Dalam sifat komunis semua kebebasan dihapuskan. Semua hal diatur oleh penguasa tunggal sehingga sumber dari segala sumber hukum yang berlaku tidak berasal dari suara rakyat namun dari penguasa tunggal yang ada dimana filsafat komunis itu berada.
2.      Filsafat liberalisme
Dalam filsafat liberalism semua hal tidak memiliki batas sehingga memungkinkan adanya benturan-benturan dalam masyarakat. Tidak ada yang mengatur tentang penanggulangan benturan-benturan tersebut. Masyarakat hanya akan menegur bila merasa terganggu oleh orang lain namun apabila tidak merasa terganggu maka mereka cenderung untuk bersikap bodoh.
3.      Filsafat Individualisme
Filsafat ini lebih cenderung menitikberatkan pada kehidupan masing-masing orang dimana antara orang yang satu dengan orang yang lain tidak mempunyai ikatan sosial atau dengan kata lain mereka berdiri masing-masing. Tidak ada persatuan ataupun tujuan bersama.

G.    Inti isi sila Pancasila
1.      Sila pertama
Dalam sila ketuhanan yang maha esa terkandung makna bahwa Negara didirikan sebagai perwujudan manusia sebagai mahluk tuan.
2.      Sila kedua
Dalam sila kedua mengandung makna bahwa Negara harus menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai mahluk yang beradab.
3.      Sila ketiga
Dalam sila ketiga mengandung makna bahwa Negara terbentuk atas manusia-manusia yang saling bersatu
4.      Sila keempat
Dalam sila keempat mengandung makna nilai demokrasi yang secara mutlak harus dilaksanakan dalam hidup bernegara
5.      Sila kelima
Terkandung makna yang merupakan nilai-nilai yang merupakan tujuan bersama sebagai tujuan Negara.

H.    Kesimpulan
Pancasila yang merupakan hasil pikiran, analisis serta kajian-kajian yang dilakukan secara mendalam oleh para pendiri bangsa Indonesia adalah merupakan sebuah sistem filsafat. Disebut demikian karna pengertian filsafat itu sendiri adalah analisa kritis terhadap konsep-konsep dasar yang dengannya orang berfikir tentang dunia dan kehidupan manusia (alston). Dikatakan sebagai suatu sistem karena sila-sila yang ada dalam pancasila bukan saling berdiri sendiri, melainkan sila-sila tersebut saling memiliki keterkaitan dan hubungan yang saling mengkualifikasi antara yang satu dengan sila yang lainnya. Pancasila juga merupakan satu kesatuan yang logis, sistematis dan hierarkhis yang mana antara sila yang satu dengan yang lainnya membentuk sebuah pyramidal hirarkhis yang dipuncaki oleh sila pertama yaitu berketuhanan Yang Maha Esa.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar