Unsur-unsur
Pancasila sebagai sistem filsafat
Nama
: Andy Utari Annisa
NPM
: 20313975
Kelas
: 2TB04
Fakultas
Teknik Sipil dan Perencanaan
Teknik
Arsitektur
Universitas
Gunadarma
2014
Unsur-unsur Pancasila sebagai
sistem Filsafat
A. Pengertian
Filsafat
Secara etimologi, filsafat adalah kata atau istilah
yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu Philosophia. Kata itu terdiri dari dua
kata yaitu Philos, Philo, Philein yang mempunyai arti cinta/ pecinta/ mencintai
dan Sophia yang berarti kebijakan, kearifan, hikmah, hakikat kebenaran. Jadi
secara harfiah, Filsafat adalah cinta pada kebijaksanaan atau kebenaran yang
hakiki.
Berfilsafat berarti berpikir sedalam-dalamnya
(merenung) terhadap sesuatu secara metodik, sistematik, menyeluruh dan
universal untuk mencari hakikat sesuatu. Dengan kata lain, filsafat adalah ilmu
yang paling umum yang mengandung usaha mencari kebijaksanaan dan cinta akan
kebajikan.
Kata filsafat untuk pertama kali digunakan oleh
Phytagoras (496 – 582 SM). Dia adalah seorang ahli pelopor matematika yang
menganggap bahwa intisari dan hakikat dari semesta ini adalah bilangan. Ada
tiga hal yang mendorong manusia untuk berfilsafat yaitu :
1. Keheranan,
Rasa heran itu akan mendorong untuk menyelidiki.
2. Kesangsian,
Sikap ini sangat berguna untuk menemukan titik pangkal yang kemudian tidak
disansikan lagi.
3. Kesadaran
akan keterbatasan, manusia mulai berfilsafat jika ia menyadari bahwa dirinya
sangat kecil dan lemah terutama apabila dibandingkan dengan alam sekelilingnya.
Pada umumnya tedapat dua pengertian
filsafat yaitu filsafat dalam arti proses dan filsafat dalam arti produk.
Selain itu, ada pengertian lain, yaitu filsafat sebagai ilmu dan filsafat
sebagai pandangan hidup. Disamping itu, dikenal pula filsafat dalam arti
teoritis dan filsafat dalam arti praktis.
Keseluruhan arti filsafat meliputi berbagai masalah
yang dapat dikelompokkan menjadi dua macam yakni sebagai berikut :
1. Filsafat
sebagai produk
Filsafat
sebagai jenis pengetahuan, ilmu, konsep, pemikiran-pemikiran dari para filsuf
dari zaman dahulu yang lazimnya suatu aliran atau suatu sistem filsafat
tertentu misalnya: nasionalisme, rasionalisme, hedonism dan lain sebagainya.
Filsafat
sebagai suatu jenis masalah yang dihadapi oleh manusia sebagai hasil dari
aktivitas berfilsafat. Jadi, manusia menari suatu kebenaran yang bersumber pada
akan manusia.
Filsafat
merupakan suatu kumpulan paham yang hanya diyakini, ditekuni dan dipahami
sebagai suatu sistem nilai namu lebih merupakan suatu aktivitas berfilsafat,
suatu proses yang dinamis dengan menggunakan metode tersendiri. Cabang-cabang
filsafat yang pokok adalah sebagai berikut: Metafisika yang membahas hal-hal yang dibalik fisis, Epistermologi yang membahas berkaitan
dengan persoalan hakikat pengetahuan, Metodologi
yang berkaitan dengan persoalan hakikat metode dalam ilmu pengetahuan, logika
yang berkaitan dengan filsafat berpikir yakni rumus, dalil-dalil berpikir yang
benar, etika yang berkaitan dengan tingkah laku, estetika yang berkaitan dengan
hakikat keindahan.
Pancasila dapat digolongkan sebagai filsafat dalam
arti produk, filsafat sebagai pandangan hidup, dan filsafat dalam arti praktis.
Hal itu berarti, Pancasila mempunyai fungsi dan peranan sebagai pedoman dan
pegangan dalam sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam kehidupan sehari-hari
dan dalam kehidupan bermasyarakat.
B. Rumusan
kesatuan sila-sila Pancasila sebagai suatu sistem
Sistem adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang
saling berhubungan, saling bekerja sama untuk suatu tujuan tertentu dan secara
keseluruan merupakan suatu kesatuan yang utuh.
Ciri-ciri sistem sebagai berikut :
1. Suatu
kesatuan bagian-bagian
2. Bagian-bagian
tersebut mempunyai fungsi masing-masing
3. Saling
berhubungan dan saling ketergantungan
4. Keseluruhan
yang dimaksudkan bertujuan untuk mencapai tujuan dari sistem itu sendiri
Pancasila memiliki bagian-bagian yang disebut sila
yang berfungsi seccara privat namun secara keseluruhan merupakan suatu sistem
yang sistematis.
C. Susunan
kesatuan sila-sila Pancasila yang bersifat organis
Pancasila merupakan suatu kesatuan majemuk yang
tunggal sehingga konsekuensinya pada setiap sila tidak dapat berdiri sendiri
dan antara sila yang satu dan sila yang lain terutama pada bagian isinya saling
berkaitan. Sifat organis pada pancasila sendiri bersumber pada hakikat manusia
yang monopluralis yang merupakan kesatuan organis dari susunan kodrat jasmani,
sifat kodrat rohani, dan kedudukan kodrat sebagai mahluk berdiri sendiri dan
mahluk TuhanYME. Hal ini terjadi karena manusia sebagai pendukung utama inti
dari Pancasila.
D. Susunan
Pancasila yang bersifat Hierarkhi dan berbentuk Piramidal
Makna pyramidal dalam susunan Pancasila adalah
menggambarkan susunan sila-sila pancasila dalam urutan luas (kuantitas) dan
juga dalam hal isinya (kualitas). Sedangkan, makna hierarkhi adalah susunan
pancasila sudah dikemas sedemikian rupa sehingga urutannya tidak akan berubah.
Dalam hal bernegara harus terdapat kesesuaian antar hakikat dan nilai-nilai
pancasila, yakni bahwa hakikat manusia sebagai tuhan YME yang membentuk
persatuan manusia yang disebut rakyat untuk mendirikan sebuah persatuan yang
dinamakan Negara dan tujuan bersama yakni untuk mendirikan sebuah persatuan
yang dinamakan Negara dengan tujuan bersama yakni suatu keadilan dalam suatu
persekutuan hidup bermasyarakat Negara. Rumusan hierarki Pancasila yang
berbentuk pyramidal bermakna bahwa sila yang satu menjiwai sila yang lain.
E. Kesatuan
sila-sila pancasila sebagai suatu sistem filsafat
1. Dasar
Antropologis atau Ontologis
Dasar ontologism
pancasila pada hakikatnya bersumber dari manusia yang berhakikat mutlak
monopluralis. Sehingga tepat bila dikatakan bahwa dasar ontologis sila-sila
pancasila adalah manusia. Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut bahwa
manusia merupakan mahluk tuhan YME yang membentuk suatu kelompok individu yang
berbentuk rakyat selanjutnya rakyat membentuk suatu Negara dengan jalan bersatu
dengan memiliki tujuan-tujuan yang ingin dicapai yakni tujuan-tujuan sosial
yang berlandaskan nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan beradab.
2. Dasar
Epistemologis
Tiga hal yang menjadi
focus dalam dasar epistemologis. Pancasila adalah sumber pengetahuan. Sumber
pengetahuan ini berasal dari bangsa Indonesia sendiri yang memiliki nilai-nilai
adat, kebudayaan, dan religious. Kedua mengenai susunan Pancasila sebagai
sistem pengetahuan yakni isi pancasila yang bersifat umum universal atau dapat
diterjemahkan menjadi esensi pancasila yang dapat dijadikan tolak ukur dalam
bernegara dan sumber tertib hukum lalu isi pancasila yang umum kolektif yang
berarti menjadi sumber tertib hukum bagi bangsa Indonesia dan pancasila juga
khusus dan kongkrit yang berarti bahwa pancasila dalam merealisasikan setiap
isinya dalam setiap aspek kehidupan khusus atau konkret serta dinamis. Dan yang
ketiga pandangan pancasila tentang pengetahuan manusia. Pancasila mengakui
kebenaran yang diperoleh manusia berdasarkan rasa, akal, dan kehendak dan juga
bersumber dari isi rohani seseorang selain pancasila juga mengakui kebenaran
rasio yang bersumber pada akan manusia dan juga kebenaran berdasarkan intuisi
dan alat indra dan segala bentuk penggunaan fisik dan mental sera jasmani dan
roani yang ada pada diri manusia
3. Dasar
Aksiologis
Nilai-nilai yang
terkandung dalam pancasila mengandung nilai-nilai kehoranian dan juga
mengandung nilai-nilai lain secara lengkap dan harmonis sepertii nilai-nilai
material, vital, kebenaran, kebaikan, keindahan, moral dan kesucian dimana sila
pertama sebagai basisnya hingga sila kelima sebagai tujuannya.
F. Perbedaan
filsafat Pancasila dengan filsafat lain di dunia
1. Filsafat
Komunisme
Dalam filsafat
komunisme tidak mementingkan adanya hal-hal ketuhanan. Semua hal diatur oleh
satu kelompok yang paling berkuasa misalnya Partai komunis. Dalam sifat komunis
semua kebebasan dihapuskan. Semua hal diatur oleh penguasa tunggal sehingga
sumber dari segala sumber hukum yang berlaku tidak berasal dari suara rakyat
namun dari penguasa tunggal yang ada dimana filsafat komunis itu berada.
2. Filsafat
liberalisme
Dalam filsafat
liberalism semua hal tidak memiliki batas sehingga memungkinkan adanya
benturan-benturan dalam masyarakat. Tidak ada yang mengatur tentang
penanggulangan benturan-benturan tersebut. Masyarakat hanya akan menegur bila
merasa terganggu oleh orang lain namun apabila tidak merasa terganggu maka
mereka cenderung untuk bersikap bodoh.
3. Filsafat
Individualisme
Filsafat ini lebih
cenderung menitikberatkan pada kehidupan masing-masing orang dimana antara
orang yang satu dengan orang yang lain tidak mempunyai ikatan sosial atau
dengan kata lain mereka berdiri masing-masing. Tidak ada persatuan ataupun
tujuan bersama.
G. Inti
isi sila Pancasila
1. Sila
pertama
Dalam sila ketuhanan
yang maha esa terkandung makna bahwa Negara didirikan sebagai perwujudan
manusia sebagai mahluk tuan.
2. Sila
kedua
Dalam sila kedua
mengandung makna bahwa Negara harus menjunjung tinggi harkat dan martabat
manusia sebagai mahluk yang beradab.
3. Sila
ketiga
Dalam sila ketiga
mengandung makna bahwa Negara terbentuk atas manusia-manusia yang saling
bersatu
4. Sila
keempat
Dalam sila keempat
mengandung makna nilai demokrasi yang secara mutlak harus dilaksanakan dalam
hidup bernegara
5. Sila
kelima
Terkandung makna yang
merupakan nilai-nilai yang merupakan tujuan bersama sebagai tujuan Negara.
H. Kesimpulan
Pancasila yang merupakan hasil
pikiran, analisis serta kajian-kajian yang dilakukan secara mendalam oleh para
pendiri bangsa Indonesia adalah merupakan sebuah sistem filsafat. Disebut
demikian karna pengertian filsafat itu sendiri adalah analisa kritis terhadap
konsep-konsep dasar yang dengannya orang berfikir tentang dunia dan kehidupan
manusia (alston). Dikatakan sebagai suatu sistem karena sila-sila yang ada
dalam pancasila bukan saling berdiri sendiri, melainkan sila-sila tersebut
saling memiliki keterkaitan dan hubungan yang saling mengkualifikasi antara
yang satu dengan sila yang lainnya. Pancasila juga merupakan satu kesatuan yang
logis, sistematis dan hierarkhis yang mana antara sila yang satu dengan yang
lainnya membentuk sebuah pyramidal hirarkhis yang dipuncaki oleh sila pertama
yaitu berketuhanan Yang Maha Esa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar