Selasa, 28 Oktober 2014

Arsitektur klasik

Arsitektur Klasik adalah gaya bangunan dan teknik mendesain yang mengacu pada zaman klasik Yunani seperti yang digunakan di Yunani Kuno pada periode Helenistik dan Kekaisaran Romawi. Dalam sejarah arsitektur, arsitektur klasik ini juga nantinya terdiri dari gaya yang lebih modern dari turunan gaya yang berasal dari Yunani.

Arsitektur Klasik memberikan kesan yang anggun dan mewah. Ciri khas arsitektur klasik yaitu pada pilar-pilar, ornament, dan profil-profil yang berkembang pada saat Kerajaan Romawi atau Yunani Kuno. Bangunan dengan gaya klasik memiliki ukurang yang melebihi kebutuhan fungsinya. Memiliki komposisi bangunan yang simetris dengan tata letak jendela yang teratur (monoton).



Untuk desain interiornya, misalnya langit-langit memiliki ketinggian ideal 3.5 meter, sehingga dapat mengekspresikan kemegahan. Bentuk lengkung dan lebar menjadi cirri khas pada tangga rumah klasik. Setiap jenis ruangan dibuat terpisah dengan ukuran yang besar. Dinding dilapisi motif floral atau garis sementara tirai jendela dipilih berbahan tebal dan menjuntai sampai lantai. Furniture pun dipercantik dengan teknik ukir, pahat, dan penyepuhan yang membuatnya semakin telihat mewah. Bahan beludru dan brokat banyak diterapkan sebagai bahan penutup untuk furnitur maupun tirai. Warna-warna seperti kuning keemasan, biru langit dan krem banyak diterapkan pada ruang, furniture maupun elemen pelengkapnya.

Sejarah
Saat orang berpikir tentang arsitektur klasik, umumnya mereka berpikir sebuah bangunan yang terbuat dari kayu, batu, dll. Dalam beberapa kasus hal tersebut benar, namun arsitektur klasik juga banyak memiliki napas modern dan desain gedung yang rumit. Misalnya atap, tiang, bahkan struktur batu atau marmer dibuat dengan detail sempurna.
Langgam arsitektur klasik muncul bersamaan dengan dimulainya peradaban tulisan secara formal. Belum ditemukan secara spesifik kapan era ini dimulai maupun berakhir. Namun jenis langgam ini banyak dijumpai di benua Eropa. Dalam beberapa alasan, jenis arsitektur ini dibangun dengan tiga tujuan: sebagai tempat berlindung (fungsi rumah tinggal). Sebagai wadah penyembahan tuhan (fungsi rumah peribadatan), dan tempat berkumpul (balai kota, dsb). Untuk alasan kedua dan ketiga inilah bangunan ini dibuat sedetail mungkin dan seindah mungkin dengan memberi ornamen-ornamen hiasan yang rumit.
Seiring waktu berlalu, bangunan menjadi lebih rumit dan lebih rinci. Beberapa peradaban yang tumbuh dari batu dan lumpur turut memperkaya ragam bentuk Arsitektur Klasik, misalnya candi dan kuburan orang-orang Mesir.

Arsitektur dari bangsa Yunani dan Roma kuno merupakan dasar-dasar dari bangunan-bangunan klasik yang ada di dunia saat ini. Dari mulai masa kejayaan yunani kuno sampai kejatuhan kerajaan Romawi, banyak bangunan-bangunan besar yang dibangun menggunakan keahlian arsitektur handal.

Arsitek Romawi ternama Marcus Vitruvius yang bejaya di abad pertama BC yakin bahwa para pembangun harus menggunakan prinsip matematika saat membangun kuil. Dalam tulisannya Marcus mengenalkan classical order yang menjelaskan mengenai gaya kolom-kolom dan design simetris yang digunakan dalam arsitektur klasik.

Periode Klasik

700 BC-323 BC: Greek
Doric Column pertama kali dibangun di Yunani dan digunakan untuk kuil-kuil besar termasuk kuil Parthenon di Athena. Kolom yang lebih sederhana digunakan untuk kuil yang kecil dan juga interior bangunan.

323 BC-146 BC: Hellenistic
Pada masa ini Yunani meraih kejayaan tinggi di Eropa dan Asia dan mereka membangun banyak kuil dan bangunan sekuler dengan kolom-kolom ionic dan coronthian. Periode Hellenistic ini berakhir dengan penaklukan dari kerajaan Romawi.

44 BC-476 AD: Romawi
Pada masa ini bangsa Romawi masih mengadopsi gaya Yunani dan Hellenistic namun bangunan yang mereka bangun lebih memiliki banyak ornament. Mereka juga banyak membangun lengkungan dan kubah. Salah satu arsitektur Romawi terkenal adalah colloseum di Roma.

Periode Klasik ke Neo Klasik

Lebih dari 1500 tahun setelah Vitruvius arsitek Romawi menulis bukunya. Arsitek zaman Renaissance Giacomo  da Vignola mengadopsi ide Vitruvius dalam buku arsitekturnya. Five orders of architectures ini diterbitkan di tahun 1563 dan merupakan panduan untuk para kontraktor di Eropa Barat.
Tahun 1570 arsitek renaissance Andrea pallidon menggunakan teknologi baru untuk menerbitkan buku I Quattro Libri dell’ Architeturra atau yang disebut The Four Book Architecture. Dalam buku ini Palladio menunjukkan bahwa aturan klasik tak hanya bisa digunakan untuk membangun kuil namun juga villa pribadi. Ajaran Palladio inilah yang melahirkan ragam gaya arsitektur non-klasik.

Sejarah Arsitektur: Arsitektur Klasik

A.      Arsitektur Yunani – Budaya : Polis, filosofis, demokratis
Nilai : Rasionalisme
Preseden : Megaron (rumah vernacular Yunani)
Contoh : Athens Parthenon, Yunani; Nashville Parthenon, Amerika serikat
Unit: stoa (kolom)
Warisan : kanonik: golden section, greek order, geometr, harmoni, proporsi, tektonk, enteleki; struktur: post linthel; tipologi: agora (public space), bouleuterion (balai dewan), gymnasium (sekolah), megaron (rumah), pastanium (kanton walikota), pantheon (kuil), stadion & theather.
Keprofesian : belum ada, bersifat seniman, peneyimbang masyarakat, spiritualis, institusi kemasyarakatan.

Yunani memiliki topologi wilayah berbukit yang memisahkan beberapa suku, kemudian suku-suku tersebut mulai teroganisir dan membentuk suatu polis (Negara kota) dan menjalankan pemerintahan dengan cara demokrasi. Beberapa polis terkenal seperti Aegea, Athena, Doria, Ionia, Myconos, Olimpia, Sparta, dll. Selain itu tipologi berbukit itu juga menjadika Yunani kaya akan batu, sehingga banyak material bangunan yang menggunakan batu.


Gambar Edward Dodwell – Viem in Greence, menggambarkan suasana peradaban Yunani dahulu

Yunani dalam perkembangan peradabannya pun cukup pesat, sudah lama mengenal tulisan dan mulai mengembangkan rasio manusia. Masyarakat Yunani sudah lumrahl dalam membicarakan filsafat yang mengedepankan politik, sains, dan seni dalam obrolannya sehari-hari. Selain itu, masyarakat Yunani pun memiliki kepercayaan pagan politheisme dengan dewa tertinggi Zeus (dewa langit), Poseidon (dewa laut), dan Hades (dewa bawah tanah).

Arsitektur vernacular Yunani adalah berupa megaron (rumah tinggal) yang terbuat dari kayu dan menerapkan rasionaisme keindahan dalam desainnya. Megaron inilah kemudian menjadi preseden dalam membuat arsitektur tradisional yunani (baik itu berupa tempat pemerintahan, tempat peribadatan, dll), Partheon (kuil Paganism Yunani) adalah salah satu contoh arsitektur tradisional Yunani yang nantinya akan menjadi langgam arsitektur klasik Yunani dan masih digunakan hingga kini.



Megaron, Yunani


Athens Parthenon, Yunani
B.      Arsitektur Romawi
Budaya : Imperium, etruska, nasionalis
Nilai : Helenisme
Preseden : Arsitektur Yunani
Contoh : Rome pantheon, Italia; Maison Carree, Prancis
Warisan : kanonik; roman order, ggeometri, harmoni, proporsi, tektonik, enteleki; tipologi: rumah pantheon (kuil), kuburan, stadion, theater, sekolah, hypocaust (bagian servis pemandian), apodyterium (pemandian air hangat), frigidarium (pemandian air hangat), calidarium (pemandian air hangat); struktur: arch, vault dome; material: batu bata.
Keprofesian: sedikit, bersifat insyinyur, arsitek terkenal Marcus Vitruvius Pollio,
Romawi adalah bangsa yang bertetanggaan dengan Yunani. Kelask yunani akan jatuh dan menjadi bagian dari Romawi ketika satu per satu wilayah Yunani dipindahtangankan oleh Romawi dan Kuda Trojan adalah saksi sejarah leburnya Yunani. Kelak romawi dengan semangat helenismenya dalam menyebarkan kekuasaan akan membentuknya menjadi imperium (Negara multinasional), etruska (Negara mutietnis), dan membina masyarakatnya berjiwa nasionalis dan patriotic.
Romawi kedepannya banyak membawa nilai-nilai Yunani dari segi pemerintahannya, kepercayaannya, bahkan arsitekturnya Romawi menjadi Negara imperium dengan bentang yang lebar persatuan dari banyak polis di bawahnya. Memiliki kepercayaan resmi pagan politheisme hasil adopsi dari kepercayaan Yunani (dewa langit, laut, dan bawah tanah) dengan nama yang berbeda, Zeus menjadi Jupiter, Poseidon menjadi Neptunus dan Hades menjadi Pluto, meski kedepannya berubah menjadi Kristen iman Paulus.
Helenisme semangat patriotic masyarakat Romawi disebarluaskan dengan meluasny ddaerah imperium dan dari peristiwa itulan nilai-nilai klasik Yunani yang kemudian diadaptasi menjadi nilai klasik Romawi tersebar di semenanjung Eropa Barat, dataran Afrika Utara, hingga Padang Arab dan Persia, membentuk sebuah budaya metropolis, adikuasa, serta mutakhir dalam segi teknologi.
Helenisme Romawi sedikit mengurangi nilai rasionalisme Yunani. Budaya disebarluaskan begitu saja tanpa adanya pendalaman logika sehingga penerapannya dalam arsitektur fungsi-fungsinya lebih profan, urban, dan dengan estetika yang lebih ekletik dan merdeka.
Arsitektur klasik Romawi berkembang dari arsitektur klasik Yunani dan beberapa arsitektur lain tetangga imperium ini seperti arsitektur Mesopotamia, sehingga lahir tipologi denah dan teknlogi baru dlam arsitektur. Arsitektur klasik Romawi berupa basilica (pengembangan Parthenon), hypocaust (bagian servis pemandian, apodyterium (pemandian air hangat), frigidarium (pemandian air hangat) calidarium (pemandian air hangat).

Contoh bangunan Klasik : 





Tidak ada komentar:

Posting Komentar